Narasumber:LAPORAN WARTAWAN TRIBUN LAMPUNG ANUNG BAYUARDI TRIBUNLAMPUNG.CO.ID
KOTABUMI - Manajemen Rumah sakit Handayani Kotabumi membantah telah lalai sehingga mengakibatkan meninggalnya bayi Indah. "Kita sudah sesuai prosedur yang ada di RS Handayani," jelas Direktur RS Handayani, dr Djauhari Thalib, Senin (3/11). Ia membeberkan kronologi versinya. Pertama, pasien atas nama Indah datang ke Instalasi Gawat Darurat RS Handayani pada 24 Oktober 2014 pukul 14.10 WIB. Ia mengeluh hamil anak kedua, dengan kondisi saat itu perutnya mulai mules serta mengeluarkan lendir dari jalan lahir. Saat itu, Indah lupa hari pertama haid terakhir. Menurut pemeriksaan bidan, kondisi pasien dikonsultasikan ke dr Mahmud dengan instruksi memindahkan pasien ke ruang persalinan. "Dia untuk diobeservasi kemajuan persalinan," ujarnya. Pada pukul 15.05 WIB, ketika pembukaan jalan lahir sudah lengkap, dr Mahmud menginstruksikan agar sang ibu untuk menjalani proses persalinan. Pukul 15.15 WIB, bayi lahir dengan keadaan normal, seperti menangis di hadapan ibunya. "Proses persalinan dibantu dr Devi Regina dan beberapa bidan," ujarnya. Setelah dilahirkan, kemudian tenaga medis melihat kondisi bayi pada akhir masa resusitasi (pertolongan tindakan pertama), yang mengalami kekurangan oksigen ringan atau asfiksia (mengalami denyut berhenti) ringan, seperti ciri-cirinya ujung kaki dan tangan masih pucat. Melihat hal tersebut, terusnya, dr Devi Regina, memanggil keluarga pasien, dan yang saat itu dilihat langsung oleh SM, ditemani seorang wanita lainnya, untuk menjelaskan kondisi bayi dan kemungkinan yang terjadi. Selanjutnya, pukul 15.24 WIB, setelah memberi penjelasan dan mendapat persetujuan keluarga untuk perawatan bayi lebih lanjut ke dalam ruang bayi menggunakan incubator. "Bayi Indah dibawa dokter Devi ke ruang bayi, bukan hanya oleh mahasiswa kebidanan, tetapi dokter Devi juga menginstruksikan perawatan kepada perawat yang sedang bertugas," jelas dia. Kemudian, pukul 18.05 WIB, dokter Devi memeriksa ulang kondisi bayi, dan dilihatnya pernapasan bayi mulai teratur dan tanda kekurangan oksigen yang mulai berkurang. Akan tetapi, dokter yang bersangkutan tetap menginstruksikan bayi Indah untuk tetap dirawat khusus dalam incubator. Selanjutnya, pada pukul 20.44 perawat jaga melaporkan kondisi bayi, dengan keadaan pernapasan bayi bertambah cepat. Di saat itu, ada pergantian dokter jaga, dari dokter Devi ke dokter RN. "Dokter RN memutuskan merujuknya ke RSU Ryacudu," ujarnya seraya mengatakan perujukan bayi Indah ke RSU Ryacudu atas indikasi medis dan keputusan dokter, bukan atas permintaan keluarga. Dokter RN memberi penjelasan kepada pasien dan keluarga mengapa bayinya perlu dirujuk. Mereka pun menyetujui untuk di bawa ke rumah sakit milik pemerintah ini. "Kami menyiapkan segalanya meliputi stabilisasi, pengamanan akses intra vena dan pernapasan. Tindakan persiapan rujukan dilakukan dengan didampingi keluarga pasien itu sendiri," katanya. Lebih lanjut, dokter Djauhari menerangkan semuanya yang dilakukan pada saat kejadian terekam kamera CCTV RS. Sementara, dokter Mahmud selaku dokter yang melakukan persalinan, enggan berkomentar. Menurutnya, persoalan tersebut sudah diserahkan sepenuhnya kepada RS Handayani. "Soal bayi Indah sudah saya serahkan kepada direktur RS Handayani," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar